Dua remaja sedang melaksanakan ibadah di klenteng cokro, menjelang pergantian tahun penanggalan china 2556. Sebagian banyak warga tionghoa melewatkan tahun baru imlek di luar ritual klenteng seperti di restaurant atau di hotel.
perayaan tahun baru imlek
klenteng cokro menjadi sebuah medan magnit persembahyangan umat budha, dalam pergantian tahun penanggalan china. secara geografis keberadaan klenteng selalu tidak jauh dari peradapan etnis tionghoa atau pecinan. namun yang unik dari klenteng cokro keberadaanya bukan di tengah tengah pecinan. sama seperti klenteng di kenjeran yang nota bene adalah klenteng baru. Klenteng cokro adalah klenteng tua yang telah berdiri berpuluh tahun yang lalu. Klenteng yang telah mewarisi budaya dan tradisi china, seperti kita ketahui sejarah tradisi china selalu diselimuti intimidasi dan kekerasan sejak jaman VOC, pendudukan Hindia belanda hingga jaman orde baru. Setelah reformasi bergulir ritual ritual dan tradisi warga etnis tionghoa menghirup udara kebebasan, uapacara besar seperti perayaan imlek kembali di gelar, media elektronik dan media cetak juga mengambil event tersebut sebagai agenda bulanan yang wajib di liput.
perayaan tahun baru imlek di klenteng cokro dimulai sore hari, para jemaat silih berganti melakukan peribadahan. pada pergantian hari, tepat jam dua belas malam acara memasuki puncak. doa bersama untuk memanjatkan terima kasih kepada dewa dewa, dan memohon kesehatan, keselamatan serta kelancaran rizki untuk tahun berikutnya.
dibandingkan tahun lalu perayaan imlek di klenteng cokro kurang begitu meriah .
mungkin beberapa warga tionghoa merayakanya di gala dinner restaurant, atau di hotel bersama beberapa kolega mereka.
keesokan harinya perayaan imlek dimeriahkan dengan atraksi barongsai, dua barongsai berwarna khas merah dan kuning meliuk liuk di tengah hiruk pikuk perayaan.
Bagi bagi angpau juga berlangsung ramai sekali, sebagian warga di sekeliling klenteng cokro juga terlibat ritual bagi bagi angpau. yang sangat khas sekali jika ada ritual bagi bagi angpau adalah suasana berebut. seperti kita ketahui acara pembagian barang gratisan selalu di warnai insiden kecilkecilan.
Seorang ibu bersembahyang dengan kusyu pada ritual perayaan tahun baru imlek 2556 di klenteng cokro jalan RA Kartini. Acara memasuki puncak setelah melewati pergantian jam. Sedangkan peribadahan yang lainya dilanjutkan pada hari berikutnya, seperti upacara cap go meh, peringatan lahirnya dewi kwan im dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar