Cari Blog Ini

Sabtu, 15 November 2008

trinisat kenya

merupakan pasukan yang berjumalah tigapuluh orang yang terdiri dari perempuan berparas cantik. berperawakan tegap dan lincah. (mungkin kalo sekarang (PasPamPres). para perempuan nan anggun dan cantik ini bertugas mengawal sang raja mataram (baik sri susuhunan sultan agung yang bergelar sri susuhunan ing ngalaga mataram atau sultan agung hanyakrakuasuma, atau puteranya pangeran aria mataram yang bergelar amangkurat.) baik dari serangan fisik atau membenarkan tatakrama saat ada pertemuan besar dengan kanjeng sinuhun. para trinisat kenya di bolehkan membunuh para priyayi bahkan tumenggung sekalipun jika mereka memergoki ada orang yang menengadahkan kepala saat pertemuan di prabayeksa (istana inti) atau pada pertemuan lainya. para trinisat kenya mempunyai senjata senapan (merupakan hadiah dari duta duta besar kerajaan asin) yang dapat menembus dada para rakyat, priyagung, priyayi, tumenggung, atau tamu yang hadir.jika terlihat menengadah tanda tak hormat, atau dianggap sang raja memberontak. pada lapisan setagen ada keris nyote (terselip keris yang di taruh pada bagian depan perut) kalo ditanya kepiawaian berkuda jangan pernah meremehkannya, karena berkuda dan permainan tombak sangat digemari oleh para trinisat kenya ini. kususnya pada hari sabtu. selalu diadakan upacara setonan yaitu upacara permaian seni perang berkuda dan permaian bertombak yang diadakan di siti hinggil alun alaun selatan.

kedu

adalah suatu wilayah perdikan, yaitu sebuah wilayah yang di bebaskan untuk memberikan upeti kepada raja mataram, sejak sri susuhunan mataram ing ngalaga, wilayah ini jarang sekali mendapat intimidasi dari tugur (anak buah tumenggung yang berkelakuan seperti preman), ataupun gandek gandek (petugas kerajaan yang diutus secara kusus oleh susuhunan ing ngalaga mataram). dan wilayah perdikan ini meliputi utara gunung merapi dan daerah pelana antara merapi dan merbabu. konon daerah perdikan yang letaknya di lereng lereng gunung malah dijadikan jalur untuk menyelundupkan hasil bumi yang akan di jual penduduk menuju daerah pantai utara. untuk dijual oleh saudagar saudagar berperahu besar menuju ke betawi, malaka dan maluku.
daearah perdikan ini dianggap oleh orang orang kerajaan mataram sebagai pemberontak yang tidak terlalu berbahaya, (artinya membelot iya tapi menyembah raja juga iya) kecuali seperti daerah blambangan, pasuruan, atau bali sekalipun malah telah dicap susuhunan ing ngalaga sebagai lawan yang harus ditakhlukkan.
daerah perdikan ini membolehkan para penyelundup membawa barang hasil bumi, karena memberikan upeti dan mengikuti kerja bakti pada adalah lambang semakin terjajahnya rakyat di mata kasultanan. pemimpin pemimpin daerah perdikan ini menganggap dirinya raja raja kecil yang merdeka, namun masih dalam wilayah mataram